Kebiasaan buruk yang dianalisis dari ilmu kesehatan terkait aktivitas seksualitas yang satu ini memang jarang yang meu membicarakannya, yakni masturbasi. Meski pada kenyataannya, baik perempuan maupun laki-laki kerap melakukan aktivitas seksual ini diam-diam, bahkan bisa jadi sering melakukannya kala sendiri.
Konselor dan terapis seks juga keluarga, Dan Drake mengakui, banyak orang masih kesulitan membahas masturbasi meski aktivitas ini merupakan hal yang umum dan normal. Menurutnya, banyak orang melakukan aktivitas seksual ini ketika berada dalam fase ketidaknyamanan. Sebagai konsekuensinya, aktivitas ini dilakukan secara rahasia. Tak heran jika ketika kata masturbasi dilontarkan, baik dalam percakapan mau pun tulisan, banyak orang merasa canggung.
Padahal, lanjut Drake, dengan membicarakan atau membahas mengenai masturbasi, Anda bisa mengenali sejauhmana masturbasi masih aman dan menyehatkan, atau sudah mulai membahayakan.
Para ahli medis sejauh ini juga berkesimpulan, masturbasi sebagai kegiatan alami dan tidak berbahaya. Akan tetapi, baru menjadi masalah bila dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Gloria Brame, Ph.D., ahli seksolog klinis mengatakan masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat. "Kegiatan ini benar-benar aman dan tidak berbahaya. Bahkan, ini lebih sehat daripada Anda menyikat gigi setiap hari," kata Brame.
Kenali sejumlah tanda peringatan ini yang menunjukkan bahwa masturbasi yang mungkin Anda lakukan sudah mulai berisiko atau tak lagi menyehatkan:
1. Mencederai diri.
Tak ada angka pasti, berapa kali dalam seminggu atau seberapa lama masturbasi aman dilakukan. Namun, jika aktivitas seksual ini mulai melukai atau mencederai diri, ini petanda Anda melakukannya terlalu berlebihan cenderung kompulsif, dengan kata lain Anda terobsesi dengannya.
2. Menjadikannya rutinitas.
Kalau Anda melakukan masturbasi sebagai kebutuhan psikologis, ini masih aman. Namun jika Anda rutin masturbasi, tiga hingga 10 kali berturut-turut, hal ini mengindikasikan bahwa Anda menggunakan masturbasi untuk mengatasi atau bahkan mengobati emosi atau menjadikannya sebagai pelarian dari masalah.
3. Mengganggu hubungan.
Drake punya sejumlah pertanyaan mengenai masturbasi dan hubungannnya dengan intimasi relasi berpasangan, berikut ini:
* Apakah Anda lajang dan menggunakan masturbasi sebagai cara menghindari intimasi atau menjauhkan diri dari hubungan berpasangan?
* Apakah Anda menikah dan memilih masturbasi sebagai cara yang lebih baik untuk membangun intimasi dengan pasangan dalam hubungan seks?
* Apakah pasangan mulai mengkhawatirkan kebiasaan masturbasi Anda?
Menjawab pertanyaan ini dengan jujur membantu Anda mengenali apakah kebiasaan masturbasi mulai berbahaya. Menurut Drake, bagi sebagian orang, melakukan masturbasi lebih aman dan minim tekanan dibandingkan intimasi dengan pasangan, selain juga dapat membantunya mengatasi ketakutan akan penolakan atau pengabaian dalam hubungan. Jika beberapa hal tersebut menjadi alasan melakukan masturbasi, ini bisa membahayakan hubungan dan intimasi berpasangan.
4. Tak menghargai diri.
Jika saat atau setelah melakukan masturbasi Anda merasa bodoh, kesepian dan tak terhubung dengan jiwa Anda, ini petanda tak baik. Masturbasi bisa berdampak negatif terhadap persepsi Anda tentang diri sendiri jika Anda tidak mengetahui alasan tepat saat melakukannya. Namun ketika masturbasi membuat Anda merasa terhubung dengan tubuh, merasakan sensasinya, dan Anda merasa nyaman, tandanya aktivitas ini masih dalam kategori aman.
5. Merasa malu.
Perasaan malu yang muncul setelah atau saat masturbasi bisa merusak, jadi sebaiknya hentikan aktivitas ini dengan segera. Perasaan malu biasanya kerap muncul karena Anda merasa melakukan aktivitas yang tidak benar atau kurang baik menurut perspektif Anda yang dipengaruhi berbagai nilai yang dianut. Rasa malu yang muncul bisa berbeda pada setiap orang. Untuk mengatasinya, Anda bisa lebih terbuka membicarakannya kepada orang yang Anda percaya.
6. Kecanduan.
Jika Anda sudah berusaha berhenti atau mengurangi masturbasi, namun Anda masih melakukannya terus menerus, dalam frekuensi yang sering dan terkadang membuat Anda kesulitan untuk mengontrolnya, sebaiknya mulailah berkonsultasi dengan profesional.
7. Lepas kontrol.
Jika Anda menjadi semakin terobsesi dengan masturbasi, dan bahkan tak mampu mengontrol diri atau masturbasi telah menguasai diri Anda, ini petanda Anda mengalami masalah perilaku seksual kompulsif atau kecanduan seks. Cirinya, Anda selalu terpikir untuk melakukan masturbasi, kapan dan di mana menjadi pertanyaan yang selalu muncul di pikiran dan menguasai diri Anda hingga akhirnya Anda terobsesi melakukan aktivitas seksual ini.
Menurut Drake, jika Anda mengidentifikasi satu atau lebih dari tujuh tanda ini, mulailah merefleksi diri kembali mengenai apa kegunaan dan pentingnya masturbasi buat Anda. Bicaralah pada orang yang Anda percaya. Tak perlu ragu berkonsultasi ke profesional jika masturbasi sudah mulai menjadi obsesi.
Konselor dan terapis seks juga keluarga, Dan Drake mengakui, banyak orang masih kesulitan membahas masturbasi meski aktivitas ini merupakan hal yang umum dan normal. Menurutnya, banyak orang melakukan aktivitas seksual ini ketika berada dalam fase ketidaknyamanan. Sebagai konsekuensinya, aktivitas ini dilakukan secara rahasia. Tak heran jika ketika kata masturbasi dilontarkan, baik dalam percakapan mau pun tulisan, banyak orang merasa canggung.
Padahal, lanjut Drake, dengan membicarakan atau membahas mengenai masturbasi, Anda bisa mengenali sejauhmana masturbasi masih aman dan menyehatkan, atau sudah mulai membahayakan.
Para ahli medis sejauh ini juga berkesimpulan, masturbasi sebagai kegiatan alami dan tidak berbahaya. Akan tetapi, baru menjadi masalah bila dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Gloria Brame, Ph.D., ahli seksolog klinis mengatakan masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat. "Kegiatan ini benar-benar aman dan tidak berbahaya. Bahkan, ini lebih sehat daripada Anda menyikat gigi setiap hari," kata Brame.
Kenali sejumlah tanda peringatan ini yang menunjukkan bahwa masturbasi yang mungkin Anda lakukan sudah mulai berisiko atau tak lagi menyehatkan:
1. Mencederai diri.
Tak ada angka pasti, berapa kali dalam seminggu atau seberapa lama masturbasi aman dilakukan. Namun, jika aktivitas seksual ini mulai melukai atau mencederai diri, ini petanda Anda melakukannya terlalu berlebihan cenderung kompulsif, dengan kata lain Anda terobsesi dengannya.
2. Menjadikannya rutinitas.
Kalau Anda melakukan masturbasi sebagai kebutuhan psikologis, ini masih aman. Namun jika Anda rutin masturbasi, tiga hingga 10 kali berturut-turut, hal ini mengindikasikan bahwa Anda menggunakan masturbasi untuk mengatasi atau bahkan mengobati emosi atau menjadikannya sebagai pelarian dari masalah.
3. Mengganggu hubungan.
Drake punya sejumlah pertanyaan mengenai masturbasi dan hubungannnya dengan intimasi relasi berpasangan, berikut ini:
* Apakah Anda lajang dan menggunakan masturbasi sebagai cara menghindari intimasi atau menjauhkan diri dari hubungan berpasangan?
* Apakah Anda menikah dan memilih masturbasi sebagai cara yang lebih baik untuk membangun intimasi dengan pasangan dalam hubungan seks?
* Apakah pasangan mulai mengkhawatirkan kebiasaan masturbasi Anda?
Menjawab pertanyaan ini dengan jujur membantu Anda mengenali apakah kebiasaan masturbasi mulai berbahaya. Menurut Drake, bagi sebagian orang, melakukan masturbasi lebih aman dan minim tekanan dibandingkan intimasi dengan pasangan, selain juga dapat membantunya mengatasi ketakutan akan penolakan atau pengabaian dalam hubungan. Jika beberapa hal tersebut menjadi alasan melakukan masturbasi, ini bisa membahayakan hubungan dan intimasi berpasangan.
4. Tak menghargai diri.
Jika saat atau setelah melakukan masturbasi Anda merasa bodoh, kesepian dan tak terhubung dengan jiwa Anda, ini petanda tak baik. Masturbasi bisa berdampak negatif terhadap persepsi Anda tentang diri sendiri jika Anda tidak mengetahui alasan tepat saat melakukannya. Namun ketika masturbasi membuat Anda merasa terhubung dengan tubuh, merasakan sensasinya, dan Anda merasa nyaman, tandanya aktivitas ini masih dalam kategori aman.
5. Merasa malu.
Perasaan malu yang muncul setelah atau saat masturbasi bisa merusak, jadi sebaiknya hentikan aktivitas ini dengan segera. Perasaan malu biasanya kerap muncul karena Anda merasa melakukan aktivitas yang tidak benar atau kurang baik menurut perspektif Anda yang dipengaruhi berbagai nilai yang dianut. Rasa malu yang muncul bisa berbeda pada setiap orang. Untuk mengatasinya, Anda bisa lebih terbuka membicarakannya kepada orang yang Anda percaya.
6. Kecanduan.
Jika Anda sudah berusaha berhenti atau mengurangi masturbasi, namun Anda masih melakukannya terus menerus, dalam frekuensi yang sering dan terkadang membuat Anda kesulitan untuk mengontrolnya, sebaiknya mulailah berkonsultasi dengan profesional.
7. Lepas kontrol.
Jika Anda menjadi semakin terobsesi dengan masturbasi, dan bahkan tak mampu mengontrol diri atau masturbasi telah menguasai diri Anda, ini petanda Anda mengalami masalah perilaku seksual kompulsif atau kecanduan seks. Cirinya, Anda selalu terpikir untuk melakukan masturbasi, kapan dan di mana menjadi pertanyaan yang selalu muncul di pikiran dan menguasai diri Anda hingga akhirnya Anda terobsesi melakukan aktivitas seksual ini.
Menurut Drake, jika Anda mengidentifikasi satu atau lebih dari tujuh tanda ini, mulailah merefleksi diri kembali mengenai apa kegunaan dan pentingnya masturbasi buat Anda. Bicaralah pada orang yang Anda percaya. Tak perlu ragu berkonsultasi ke profesional jika masturbasi sudah mulai menjadi obsesi.
0 Response to "Sering Melakukan Hal Tidak Lazim Di Kamar Mandi? Sebaiknya Hentikan!!"
Posting Komentar