Muantap, Mahasiswa UGM Ciptakan Kantong Plastik Dari Sisik Ikan

Sejak Minggu (21/2), di kota-kota besar Indonesia menjalankan program kantong plastik berbayar. Program itu digagas buat menekan penggunaan tas plastik saat berbelanja di Indonesia. Langkah itu sudah diterapkan di beberapa negara lain sejak lama. Bahkan di luar negeri, wadah buat membawa belanjaan sudah digantikan oleh kantong dari kertas.

Alasannya cukup beralasan. Jumlah sampah plastik semakin meningkat saban hari. Masalahnya, bahan itu sangat sulit diurai. Hingga seratus tahun pun terkadang masih tetap ada. Hal itu disadari sangat mengancam kelestarian lingkungan. Pembatasan penggunaan plastik semakin digencarkan lantaran menimbulkan pencemaran lingkungan. Bahkan, baru-baru terdapat aturan saat berbelanja konsumen yang tidak membawa tas belanjaan sendiri harus membeli kantong plastik dengan harga tertentu.

Terkait hal tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), yang terdiri atas Ivone Marselina Nugraha, Cesaria Riza Asyifa, Machlery Agung Pangestu, Palupi Hanggarani, dan Rifani Amanda membuat inovasi plastik ramah lingkungan. Mereka memanfaatkan limbah sisik ikan sebagai bahan bakunya.

Plastik dari sisik ikan ini diklaim mudah terurai secara alami atau biodegradable. Adapun senyawa-senyawa yang dapat digunakan untuk membuat plastik biodegradable adalah pati, selulosa, kitin, kasein, dan kitosan.

"Sisik ikan selama ini belum banyak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Padahal, dalam limbah sisik ikan terdapat kitin dan kitosan sehingga berpotensi untuk dibuat plastik," ujar Ivone, dilansir dari laman UGM, Rabu (24/2/2015).

Mahasiswa Fakultas Teknik UGM tersebut menjelaskan, menggunakan sisik ikan gurami dan kakap untuk membuat plastik biodegradable. Proses pembuatan plastik, papar dia, dimulai dengan membersihkan limbah sisik kedua jenis ikan tersebut, kemudian menjemurnya. Setelah itu, proses berikutnya adalah pemisahan protein dari kitosan (deproteinasi), lalu demineralisasi untuk memisahkan mineral dari sisik ikan sehingga diperoleh senyawa kitin

"Kitosan selanjutnya dilarutkan ke dalam larutan asam asetat dengan diberi tambahan gliserol. Setelah itu, dioven sehingga diperoleh plastik yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan limbah sisik ikan kakap dan ikan gurami berpotensi untuk digunakan dalam pembuatan plastik," terangnya.

Ivone menambahkan, ke depan penelitian ini masih perlu dikembangkan kembali. Pasalnya, kitin dan kitosan dari hasil ekstraksi kedua jenis sisik ikan tersebut belum memenuhi standar kitin dan kitosan komersial sehingga plastik yang dihasilkan masih getas dan berwana keruh.

"Kandungan abu dalam kitin masih tinggi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengurangi kadar abu dari kitin dan kitosan ekstrak sisik ikan, sehingga mendapatkan plastik dengan kualitas yang lebih baik," pungkasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muantap, Mahasiswa UGM Ciptakan Kantong Plastik Dari Sisik Ikan"

Posting Komentar